POKEA-POKEA CINTA _POKEA-POKEA CINTA_POKEA-POKEA CINTA_POKEA-POKEA CINTA_POKEA-POKEA CINTA

Sabtu, 02 Juni 2012

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI (WANITA)

Genitalia Eksterna Vulva Vulva adalah nama yang diberikan struktur genitaliaeksterna. Kata ini berarti penutup atau pembungkus. Vulva membentang dari mons pubis disebelah anterior hingga perinium disebelah posterior dan pada masing-masing sisinya dibatasi oleh labia mayora. Dalam batas-bayas ini trdapat labia minora , klitoris, vestibulum dan fourchette. Lubang yang ada pada vestibulum merupakan muara orifisium uretra serta orifiisum vagina dan juga muara saluran kelenjar parauretralis ( skene) serta bartholin. Gambar : alat reproduksi wanita bagian luar Mons pubis Mons pubis merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak di atas simfisis pubis. Struktur ini ditutupi oleh kulit dan rambut pubis. Mons pubis berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks. Kulit mons pubis mengandung kelenjar keringat yang khusus dan sekresi kelenjar tersebut akan memberikan aroma yang khas. Sekresi ini dianggap mempunyai makna seksual tertentu pada laki-laki Labia mayora Labia mayora (‘bibir besarl’) terdiri atas dua buah lipatan kulit dengan jaringan lemak dibawahya yang berlanjut kebawah sebagai peluasan dari mons pubis dan menyatu menjadi peprineum. Labia mayora memiliki rambut dan kelenjar pada permukaan lateralnya, namun permukaan dalamnya licin . Labia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir menutupi lubang masuk vagina sementara bantalan lemaknya bekerja sebagai bantal. Labia minora Labia minora (‘biboir kecil’) merupakan dua buah lipatan tipis kulit yanag terletak disebelah dalam labia mayora. Kedua bibir bertemu disebelah depan dan pada titik temu ini terdapat klitoris. Di sebelah posterior , labia minora bergabung membentuk fourchette. Labia minora tidak memiliki lemak subkutan. Permukaan internalnya biasanya saling bersentuhan dan dengan demikian menambahkan pengalaman pada lubang masuk vagina. Klitoris Klitoris merupakan tonjolan kecil jaringan erktil yang terletak pada titik temu labia minora di sbelah anterior. Jaringan klitoris sangat kaya dengan pembuluh darah dan saraf sehingga merupakan salah satu zona erotik yang utama pada wanita. Vestibulum Vestibulum adalah nama yang diberikan pada rongga yang dikelilingi labia minora. Orifisium uretra bermuara kedalam vestibulum tepat di bawah klitoris. Saluran dua buah kelenjar parauretra juga bermuara kedalam vestibulum, masing-masing pada salah satu sisi orifisium uretra. Orifisium vagina juga bernuara kedalam vestibulum. Muara tersebut ditutupi oleh lipatan selaput tipis yang disebut hymen; selaput tipis ini tidak menutupi seluruh lubang masuk vagina. Setelah terjadi senggama yang pertama atau karena intrvensi jaringan tangan atau insersi tampo, hymen biasanya terkoyak. Sesudah ,melahirkan anak, hymen akan menghilang dan hanya meninggalkan beberapa sisa kulit yang dinamakan carunculae myrtiformes. Fungsi hymen adalah untuk melindungi lubang masuk vagina selama perode prepuberitas. Saluran kelenjar bartholin bermuara di sebelah luar hymen, masing-masing pada salah satu sisinya, terdapat disebelah posterior orifisium vagina. Kedua kelemjar bartholin mensekresikan bahan pelumas mukoid, khususnya ketika gairah seks meningkat. Perinium Perinium terbentukdari korpus perinium titik temu otot-otot dasar panggul dibagian sentral yang ditutupi oleh kulit perinium. (titik temu labia minora di sebelah posterior ) hingga anus. Genitalia Internal Gambar : alat repruduksi bagian dalam Gambar : alat reproduksi bagian dalam 1 Vagina Vagina merupakan saluran fibriomuskuler elastis yang membentang keatas dan kebelakang dari vulva hinga uterus. Serciks atau leher uterus menjulur ke daalam ujung proksimal vagina. Daerah ini di kenal dengan nama kubah vagina. Dinding anterior vagina memiliki oanjang kurang lebih 7,5 cm dan dinding posteriornya 9 cm. Kedua dinding ini dalam keadaan normal menempel satu sama lain namun dapat dipisahkan dengan mudah. Dinding vagina tersusun dalam lipatan ( rugae). Susunan ini memungkinkan vagina untuk mengembang sampai luas sekali jika dibutuhkan, sehingga dapat dilalui kepala bayi ketika melahirkan Struktur Dinding vagina terdiri atas empat lapisa: Lapisan epitel gepeng berlapis; pada lapisan ini tidak dapat kelenjar tetapi cairan akan merembes melalui epitel untuk memberikan kelembaban Jaringan konektif areoler dipasok pembuluh darah dengan baik Jaringan otot polos berserabut longitudinal dan sirkuler Lapisan luar jaringan ikat fibrosa berwarna putih yang bercampur denagn fasial pelvis sekitarnya Forniks Forniks berasal dari kata latin yang artinya selokan. Pada tempat serviks menjulur kedalam kubah vagina terbebtuk sebuah selokan melingkar yang menggelingi serviks tersebut . karena saluran vagina melandai kebelakang dan uterus biasanya berputar kedepan, maka maka pada bagian posterior selokan tersebut terdapat sebuah ruangan yang lebih luas. Selokan ini terbagi menjadi empat bagian : forniks posterio anterior dan dan dua buah fornis lateral. Fungsi Vagina memiliki empat fungsi utama: Lintasan bagi spermatozoa ; spermatozoa biasanya akan tertimbun pada saat senggama dalam ruangan yang dihasilkan pada forniks posterior Saluran keluar bagi janin dan prodk pembuahan lainnya pada saat persalinan Saluran keluar bagi darah haid Dengan sekretnya yang asam vagina merupakan barrier untuk mengahalangi penjalaran infeksi secara asenderen. Uterus Uterus merupakan organ muskuler yang berongga, berdinding tebal dan terletak diantar kandng kemih disebelah anteriornya dan rektum disebelah posteriornya. Uterus terdiri atas dua bagian, yaitu korpus atau badan dan serviks atau leher serviks terbentuk oleh bagian 1/3 bawah uterus, dan separuh serviks menjulur kedalam vagina. Uterus mempunyai panjang kurang lebih 7,5 cm lebar 5,5 cm dan kedalaman 2,5 cm. Dinding uterus sangat tebal, yaitu sekitar 1,2 cm, sehingga kavum uteri berukuran sangat kecil. Struktur yang menjulur kelateral dari uterus bagian atas adalah tuba fallopi atau saluran telur. Tempat masuk yuba tersebut disebut kornu (tanduk) uterus.bagian uterus yang berada diatas kornu disebut fundus, sementara titik temu serviks dengan korpus uteri dinamakan isthmus uteri. Bagian serviks yang berongga disebut kanalis servisis. Muara kanalis servisis kedalam vagina disebut ostium eksterna dan muara kanalis tersebut pada daerah isthmus uteri disebut ostium interna. Struktur Lapisan Korpus uteri dilapisi oleh endometrium yang merupakan jaringan epitel yang mengandung kelenjar dan stroma. Endometrium memilik lapisan permukaan yan dibangun untuk kemudian dilepaskan pada setiap siklus haid dan lapisan basal yang konstan. Kanalis servisis dilapisi oleh epitel silindris dan mengandung kelenjar-kelenjar besar. Kelenjar-kelenjar ini mensekresikan lendir benin yang membentuk ‘sumbat’ pelindung pada saat-saat tertent, khususnya selama kehamilan. Tonjolan serviks kedalam vagina dilapisi oleh epitel gepeng berlapis yang berlanjut menjadi lapisan vagina Lapisan otot Lapisan media dinding uterus merupakan lapisan muskular dan disebut miometrium. Dalam lapisan ini tersusun serabut-serabut otot yang terdiri atas tunika muskularis longitudinalis eksterna, obliqua media dan sirkularis interna yang diselingi dengansedikit jaringan fibrosa. Serviks pars inferior mengandung jaringan fibrosa dengan proporsi yang jauh lebih besar bila dibandingkan jaringan ototnya. Selubung luar Lapisan luar peritoneum, atau perimetrium, menutupi permukaan anterior dan posterior korpus uteri. Peritoneum kemudian melebar membentk sebuah lipatan pada lateral pelvis yang disebut ligamentum latum. Fungsi Fungsi uterus adalah untuk: Menyediakan tempat yang sesuai bagi ovum yang sudah dibuahi agar ovum tersebut dapat menanamkan diri Memberikan perlindungan dan nutrisi kepada embrio/janin sampai tercapai maturitas. Mendorong keluar janin dan plasenta pada persalinan Mengandalikan perdarahan dari tempat pelekatan plasenta melalui kontraksi otot-otot yang saling bejalin tersebut ‘jahitan hidup (living ligatures)’. Tuba falopi Tuba fallopi jaga dikenal dengan istilah oviduct (saluran telur) dan kadang-kadang disebut tuba uterina. Saluran initerdapat pada sisi uterus dan membentang dari kornu uteri kearah dinding lateral pelvik. Tuba fallopi terbentuk oleh peritoneum yang membentuk ligamentum latum. Panjang tuba sekitar 10 cm, tetapi tidak berjalan lurus, tuba berjalan melengkung dan berputar kearah posterior. Ujung distalnya terbuka kedalam kavum peritonei dan dapat bergerak bebas. Pada ujung tersebut terdapat fimbria dan fimbria ini memeluk ovarium pada saat ovulasi sehingga membantu menarik ovum agar masuk kedalam tuba. Lumen tuba fallopi sangat sempit, khususnya pada tempat tuba memasuki uterus. Pada titik ini, yang disebut pars interstisialis tuba, lumennya berukuran kurang dari 1mm. Struktur Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum kedalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Diluar lapisan epitel yang dipisahkan oleh lapisan halus jaringan ikat terdapat dua buah selubung otot yaitu tunika muskularis longitudinalis eksterna dan sirkularis interna. Peritoneum yang membentuk ligamentum latum membungkus tuba Fungsi Tuba fallopi merupakan saluran tempat lewatnya sperma untu bertem dengan ovum dan pada tempat pertemuan ini terjadi fertilisasi ( pembuahan) tuba juga mendorong ovum kedalam uterus dengan gerakan muskulernya yang dibantu oleh silia dan cairan. Ovarium Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ada dua buah ovarium yang masing-masing terdapat pada setiap sisi dan berada didalam kavum abdomen dibelakang ligamentum latum didekat ujung fimbria tuba fallopi. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Ovarim merupakan struktur berwarna putih kelabu dengan permukaan yang tidak teratur dan berukuran sekitar 3 cm X 1,5 cm. Kedua ovarium melekat pada uterus lewat ligamentum ovari yang berjalan dari permukaan posterior uterus didekat kornu uteri. Dukungan tambahan diperoleh dari ligamentum infundibulopelvik yang membentang kedindin lateral pelvik. Salah satu permukaan ovarium bersentuhan dengan permukaan posterior ligamentum latum. Titik temu ini disebut mesovarium. Pada bagian tengah mesovarium latum terdapat hilum dan melalui pintu masuk ini lewat pembuluh darah ovarium, saluran limfe dan saraf. Struktur Ovarium terdiri dari medula dan korteks. Medula merupakan bagian internal yang mengandung pembuluh limfe dan darah yang disangga oleh jaringan ikat. Korteks merupakan bagian internal yang mengandung folikel-folikel ovarium atau sel-sel telur yang terbendung dalam stroma. Ovarium tidak dibungkus oleh peritoneum sejati. Sebaliknya ovarium mengandung bentuk peritoneum yang sudah mengalami modifikasi, yaitu epitelium germinalis. Fungsi Fungsi ovarium adalah : Produksi, penyimpangan serta pematangan folikel-folikel ovarium dan pelepasan ovum. Produksi hormon ovarium, yaitu esterogen dan progesteron. FISIOLOGI HAID Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Panjang siklus haid ialah antara tangga mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi bervariasi dan cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologis. Darah haid tidak membeku, ini mungkin disebabkan fibrinolisin Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di pinggul atau merasa nyeri (dismonarea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (menopause). Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium Siklus Menstruasi Normal Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi. Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah: FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin Gambar 2. Siklus Hormonal Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu: Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim) Siklus ovarium : Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari. Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal: Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik). Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesterone. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal. Kadar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya gambar : siklus haid FASE HAID / MENSTRUASI Fase Proliferasi Dinamakan juga fase folikuler, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa) ketika ovarium beraktivitas membentuk dan mematangkan folikel-folikelnya serta uterus beraktivitas menumbuhkan lapisan endometriumnya yang mulai pulih dan dibentuk pada fase regenerasi atau pascahaid. Pada siklus haid klasik, fase proliferasi berlangsung setelah perdarahan haid berakhir, dimulai pada hari ke-5 sampai 14 (terjadinya proses evolusi). Fase proliferasi ini berguna untuk menumbuhkan lapisan endometrium uteri agar siap menerima sel ovum yang telah dibuahi oleh sel sperma, sebagai persiapan terhadap terjadinya proses kehamilan. Pada fase ini terjasi pematangan folikel-folikel di dalam ovarium akibat pengaruh aktivitas hormone FSH yang merangsang folikel-folikel tersebut untuk menyintesis hormone estrogen dalam jumlah yang banyak. Peningkatan pembentukan dan pengaruh dari aktivitas hormone FSH pada fase ini juga mengakibatkan terbentuknya banyak reseptor hormone LH dilapisan sel-sel granulose dan cairan folikel-folikel dalam ovarium. Pembentukan hormone estrogen yang terus meningkat tersebut—sampai kira-kira pada hari ke-13 siklus haid (menjelang terjadinya proses ovulasi)—akan mengakibatkan terjadinya pengeluaran hormone LH yang banyak sebagai manifestasi umpan balik positif dari hormone estrogen (positive feed back mechanism) terhadap adenohipofisis. Pada saat mendekati masa terjadinya proses ovulasi, terjadi peningkatan kadar hormone LH di dalam serum dan cairan folikel-folikel ovarium yang akan memacu ovarium untuk mematangkan folikel-folikel yang dihasilkan di dalamnya sehingga sebagian besar folikel di ovarium diharapkan mengalami pematangan (folikel de Graaf). Disamping itu, akan terjadi perubahan penting lainnya, yaitu peningkatan konsentrasi hormone estrogen secara perlahan-lahan, kemudian melonjak tinggi secara tiba-tiba pada hari ke-14 siklus haid klasik (pada akhir fase proliferasi), biasanya terjadi sekitar 16-20 jam sebelum pecahnya folikel de Graaf, diikuti peningkatan dan pengeluaran hormone LH dari adenohipofisis, perangsangan peningkatan kadar hormone progesterone, dan peningkatan suhu basal badan sekitar 0,5°C. Adanya peningkatan pengeluaran kadar hormone LH yang mencapai puncaknya (LH-Surge), estrogen dan progesterone menjelang terjadinya proses tersebut di ovarium pada hari ke-14 siklus haid. Di sisi lain, aktivitas hormone estrogen yang terbentuk pada fase proliferasi tersebut dapat mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim dalam lapisan endometrium uteri serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida pada lapisan tersebut. Zat-zat ini akan turut serta dalam pembentukan dan pembangunan lapisan endometrium uteri, khususnya pembentukan stroma di bagian yang lebih dalam dari lapisan endometrium uteri. Pada saat yang bersamaan terjadi pembentukan system vaskularisasi ke dalam lapisan fungsional endometrium uteri. Selama fase prolferasi dan terjadinya proses ovulasi—di bawah pengaruh hormone estrogen—terjadi pengeluaran getah atau lendir dari dinding serviks uteri dan vagina yang lebih encer dan bening. Pada saat ovulasi getah tersebut mengalami penurunan konsentrasi protein (terutama albumin), sedangkan air dan musin (pelumas) bertambah berangsur-angsur sehingga menyebabkan terjadinya penurunan viskositas dari getah yang dikeluarkan dari serviks uteri dan vaginanya tersebut. Peristiwa ini diikuti dengan terjadinya proses-proses lainnya di dalam vagina, seperti peningkatan produksi asam laktat dan menurunkan nilai pH (derajat keasaman), yang akan memperkecil resiko terjadinya infeksi di dalam vagina. Banyaknya getah yang dikeluarkan dari daerah serviks uteri dan vagina tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya kelainan yang disebut keputihan karena pada flora normal di dalam vagina juga terdapat microorganisme yang bersifat pathogen potensial. Sebaliknya, sesudah terjadinya proses ovulasi (pada awal fase luteal)—di bawah pengaruh hormone progesterone—getah atau lendir yang dikeluarkan dari serviks uteri dan vagina menjadi lebih kental dan keruh. Setelah terjadinya proses ovulasi, getah tersebut mengalami perubahan kembali dengan peningkatan konsentrasi protein, sedangkan air dan musinnya berkurang berangsur-angsur sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan viskositas dan pengentalan dari getah yang dikeluarkan dari serviks uteri dan vaginanya. Dengan kata lain, pada fase ini merupakan masa kesuburan wanita. Fase Luteal Dinamakan juga fase sekresi atau fase prahaid, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa) ketika ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel matangnya (folikel de Graaf) yang sudah mengeluarkan sel ovumnya pada saat terjadinya ovulasi dan menghasilkan hormone progesterone yang akan digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium uteri untuk bersiap-siap menerima hasil konsepsi (jika terjadi kehamilan) atau melakukan proses deskuamasi dan penghambatan masuknya sel sperma (jika tidak terjadi kehamilan). Pada hari ke-14 (setelah terjadinya proses ovulasi) sampai hari ke-28, berlangsung fase luteal. Pada fase ini mempunyai ciri khas tertentu, yaitu terbentuknya korpus luteum ovarium serta perubahan bentuk (menjadi memanjang dan berkelok-kelok) dan fungsi dari kelenjar-kelenjar di lapisan endometrium uteri akibat pengaruh dari peningkatan hormone LH yang diikuti oleh pengeluaran hormone progesterone. Adanya pengaruh aktivitas hormone progesterone dapat menyebabkan terjadinya perubahan sekretorik, terutama pada lapisan endometrium uteri. Pengaruh aktivitas hormone progesterone selama fase luteal dapat meningkatkan konsentrasi getah serviks uteri menjadi lebih kental dan membentuk jala-jala tebal di uterus sehingga akan menghambat proses masuknya sel sperma ke dalam uterus. Bersamaan dengan hal ini, hormone progesterone akan mempersempit daerah porsio dan serviks uteri sehingga pengaruh aktivitas hormone progesterone yang lebih lama, akan menyebabkan degenerasi dari lapisan endometrium uteri dan tidak memungkinkan terjadinya proses nidasi dari hasil konsepsi ke dinding uterusnya. Peningkatan produksi hormone progesterone yang telah dimulai sejak akhir fase folikuler akan terus berlanjut sampai akhir fase folikuler akan terus berlanjut sampai akhir fase luteal. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas hormone estrogen dalam menyintesis reseptor-reseptornya (reseptor hormone LH dan progesterone) di ovarium dan terjadinya perubahan sintesis hormon-hormon seks steroid (hormone estrogen menjadi hormone progesterone) di dalam sel-sel granulose ovarium. Perubahan ini secara normal mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus haid klasik karena pada masa ini pengaruh hormone progesterone terhadap lapisan endometrium uteri paling jelas terlihat. Jika proses nidasi tersebut tidak terjadi, hormone estrogen dan progesterone akan menghambat sintesis dan aktivitas hormone FSH dan LH di adenohipofisis sehingga membuat korpus luteum menjadi tidak dapat tumbuh dan berkembang kembali, bahkan mengalami penyusutan dan selanjutnya menghilang. Di sisi lain, pada masa menjelang terjadinya perdarahan haid, pengaruh aktivitas hormone progesterone tersebut juga akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh-pembuluh darah yang diikuti dengan dengan terjadinya ischemia dan nekrosis pada sel-sel dan jaringan endometrium uterinya sehingga memungkinkan terjadinya proses deskuamasi lapisan endometrium uteri yang disertai dengan terjadinya perdarahan dari daerah tersebut yang dikeluarkan melalui vagina. Akhirnya, bermanifestasi sebagai perdarahan haid. Pada saat setelah terjadinya proses ovulasi di ovarium, sel-sel granulosa ovarium akan berubah menjadi sel-sel luteal ovarium, yang berperan dalam peningkatan pengeluaran hormon progesteron selama fase luteal siklus haid. Faktanya menunjukan bahwa salah satu peran dari hormon progesteron adalah sebagai pendukung utama terjadinya proses kehamilan. Apabila proses kehamilan tersebut tidak terjadi, peningkatan hormon progesteron yang terjadi tersebut akan mengikuti terjadinya penurunan hormon LH dan secara langsung hormon progesteron (bersama dengan hormon estrogen) akan melakukan penghambatan terhadap pengeluaran hormon FSH, LH, dan LHRH, yang derajat hambatannya bergantung pada konsentrasi dan lamanya pengaruh hormon progesteron tersebut. Kemudian melalui mekamisme ini secara otomatis hormon-hormon progesteron dan estrogen juga akan menurunkan pengeluaran hormon LH, FSH, dan LHRH tersebut sehingga proses sintesis dan sekresinya dari ketiga hormon hipofisis tersebut, yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan folikel-folikel dan proses ovulasi di ovarium selama fase luteal, akan berkurang atau berhenti, dan akan menghambat juga perkembangan dari korpus luteum. Pada saat bersamaan, setelah terjadinya proses ovulasi, kadar hormon estrogen mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya puncak peningkatan kadar hormon LH dan aktivitasnya yang terbentuk ketika proses ovulasi terjadi dan berakibat terjadi proliferasi dari sel-sel granulosa ovarium, yang secara langsung akan menghambat dan menurunkan proses sintesis hormon estrogen dan FSH serta meningkatkan pembentukan hormon progesteron di ovarium. Di akhir fase luteal, terjadi penurunan reseptor-reseptor dan aktivitas hormon LH di ovarium secara berangsur-angsur, yang diikuti penurunan proses sintesis hormon-hormon FSH dan estrogen yang telah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, pada masa akhir fase luteal akan terjadi pembentukan kembali hormon FSH dan estrogen dengan aktivitas-aktivitasnya di ovarium dan uterus. Beberapa proses lainnya yang terjadi pada awal sampai pertengahan fase luteal adalah terhentinya proses sintesis enzim-enzim dan zat mukopolisakarida yang telah berjalan sebelumnya sejak masa awal fase proliferasi. Akibatnya, terjadi peningkatan permeabilitas (kebocoran) dari pembuluh-pembuluh darah di lapisan endometrium uteri yang sudah berkembang sejak awal fase proliferasi dan banyak zat-zat makanan yang terkandung di dalamnya mengalir menembus langsung stroma dari lapisannya tersebut. Proses tersebut dijadikan sebagai persiapan lapisan endometrium uteri untuk melakukan proses nidasi terhadap hasil konsepsi yang terbentuk jika terjadi proses kehamilan. Jika tidak terjadi proses kehamilan, enzim-enzim dan zat mukopolisakarida tersebut akan dilepaskan dari lapisan endometrium uteri sehingga proses nekrosis dari sel-sel dan jaringan pembuluh-pembuluh darah pada lapisan tersebut. Hal itu menimbulkan gangguan dalam proses terjadinya metabolisme sel dan jaringannya sehingga terjadi proses regresi atau deskuamasi pada lapisan tersebut dan disertai perdarahan. Pada saat yang bersamaan, peningkatan pengeluaran dan pengaruh hormon progesteron (bersama dengan hormon estrogen) pada akhir fase luteal akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh-pembuluh darah di lapisan endometrium uteri, yang kemudian dapat menimbulkan terjadinya proses ischemia di lapisan tersebut sehingga akan menghentikan proses metabolisme pada sel dan jaringannya. Akibatnya, terjadi regresi atau deskuamasi pada lapisan tersebut disertai perdarahan. Perdarahan yang terjadi ini merupakan manifestasi dari terjadinya perdarahan haid. Fase Menstruasi Dinamakan juga fase deskuamasi atau fase haid, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa) terjadinya proses deskuamasi pada lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalam uterus dan dikeluarkan melalui vagina. Pada akhir fase luteal terjadi peningkatan hormon estrogen yang dapat kembali menyebabkan perubahan sekretorik pada dinding uterus dan vagina, berupa peningkatan produksi dan penurunan konsentrasi getah yang dikeluarkan dari serviks uteri dan vagina serta peningkatan konsentrasi glikogen dalam serviks uteri dan vagina. Hal ini memungkinkan kembali terjadinya proses peningkatan pengeluaran getah yang lebih banyak dari serviks uteri dan vaginanya serta keputihan. Pada saat akhir fase luteal, peningkatan kadar dan aktivitas hormon estrogen yang terbentuk kembali masih belum banyak sehingga terjadinya proses-proses perangsangan produksi asam laktat oleh bakteri-bakteri flora normal dan penurunan nilai derajat keasaman, yang diharapkan dapat menurunkan resiko terjadinya infeksi di dalam vagina menjadi tidak optimal, dan ditambah penumpukan getah yang sebagian besar masih dalam keadaan mengental. Oleh karena itu, pada saat menjelang proses perdarahan haid tersebut, daerah vagina menjadi sangat beresiko terhadap terjadinya penularan penyakit (infeksi) melalui hubungan persetubuhan (koitus). Terjadinya pengeluaran getah dari serviks uteri dan vagina tersebut sering bercampur dengan pengeluaran beberapa tetesan darah yang sudah mulai keluar menjelang terjadinya proses perdarahan haid dari dalam uterus dan menyebabkan terlihatnya cairan berwarna kuning dan keruh, yang keluar dari vaginanya. Sel-sel darah merah yang telah rusak dan terkandung dari cairan yang keluar tersebut akan menyebabkan sifat bakteri-bakteri flora normal yang ada di dalam vagina menjadi bersifat infeksius (patogen potensial) dan memudahkannya untuk berkembang biak dengan pesat di dalam vagina. Bakteri-bakteri infeksius yang terkandung dalam getah tersebut, kemudian dikeluarkan bersamaan dengan pengeluaran jaringan dari lapisan endometrium uteri yang mengalami proses regresi atau deskuamasi dalam bentuk perdarahan haid atau dalam bentuk keputihan yang keluar mendahului menjelang terjadinya haid. Pada saat bersamaan, lapisan endometrium uteri mengalami iskhemia dan nekrosis, akibat terjadinya gangguan metabolisme sel atau jaringannya, yang disebabkan terhambatnya sirkulasi dari pembuluh-pembuluh darah yang memperdarahi lapisan tersebut akibat dari pengaruh hormonal, ditambah dengan penonjolan aktivasi kinerja dari prostaglandin F2α (PGF2α) yang timbul akibat terjadinya gangguan keseimbangan antara prostaglandin E2 (PGE2) dan F2α (PGF2α) dengan prostasiklin (PGI2), yang disintesis oleh sel-sel endometrium uteri (yang telah mengalami luteinisasi sebelumnya akibat pengaruh dari homogen progesteroon). Semua hal itu akan menjadikan lapisan edometrium uteri mengalami nekrosis berat dan sangat memungkinkan untuk mengalami proses deskuamasi. Pada fase menstruasi ini juga terjadi penyusutan dan lenyapnya korpus luteum ovarium (tempat menetapnya reseptor-reseptor serta terjadinya proses pembentukan dan pengeluaran hormon progesteron dan LH selama fase luteal). Fase Regenerasi Dinamakan juga fase pascahaid, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa) terjadinya proses awal pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri setelah mengalami proses deskuamasi sebelumnya. Bersamaan dengan proses regresi atau deskuamasi dan perdarahan haid pada fase menstruasi tersebut, lapisan endometrium uteri juga melepaskan hormon prostaglandin E2 dan F2, yang akan mengakibatkan berkontraksinya lapisan mimometrium uteri sehingga banyak pembuluh darah yang terkandung di dalamnya mengalami vasokontriksi, akhirnya akan membatasi terjadinya proses perdarahan haid yang sedang berlangsung. Di sisi lain, proses penghentian perdarahan haid ini juga didukung oleh pengaktifan kembali pembentukan dan pengeluaran hormon FSH dan estrogen sehingga memungkinkan kembali terjadinya pemacuan proses proliferasi lapisan endometrium uteri dan memperkuat kontraksi otot-otot uterusnya. Hal ini secara umum disebabkan oleh penurunan efek hambatan terhadap aktivitas adenohipofisis dan hipotalamus yang dihasilkan dari hormon progesteron dan LH (yang telah terjadi pada fase luteal), saat terjadinya perdarahan haid pada fase menstruasi sehingga terjadi pengaktifan kembali dari hormon-hormon LHRH, FSH, dan estrogen. Kemudian bersamaan dengan terjadinya proses penghentian perdarahan haid ini, dimulailah kembali fase regenerasi dari siklus haid tersebut. Bagan Siklus Menstruasi MEKANISME HAID Mekanisme haid belum di tau seluruhnya, akan tetapi sudah dikenal beberapa faktor yang memegang peranan dalam hal ini yang penting adalah : Faktor-faktor enzim Dalam fase ini peliforasi estrogen mempengaruhi tersimpanya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glokogen dan asam mukopolisakarida. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, dengan akibat mempertinggi permiabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-zat makanan yang mengalir kestroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, dan meneruskan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Faktor-faktor vascular Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan system vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena, dan hubungan antaranya. Faktor prostaglandin Endometrium mengandung banyak prostaglandin E_2 dan F_2. Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid. GANGGUAN HAID Gangguan haid khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam : Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hiperminorea atau menoragia Ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polipendometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid (irregular endometrial shadding), dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid. Terapi pada hiperminorea pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan mioma uteri, sedang diagnose dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan endometrium terdiri atas kerokan. Hipominorea Ialah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipominorea tidak mengganggu fertilitas. Kelainan siklus : Polimenorea Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama polimenoragia atau eppimenoragia. Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya. Oligomenorea Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah muali dikatakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Oligomenorea dan amenorea seringkali mempunyai dasar yang sama perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakkan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa. Amenorea Ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic. Adanya amenorea skunder lebih menunjuk pada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme tumor-tumor, penyakit infeksi, lain-lain. Perdarahan diluar lahir yaitu : Metroragia Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Premenstrual tension (ketegangan prehaid) Mastodinia Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) Dismenorea KONSEP KEHAMILAN KEHAMILAN Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan, PEMBUAHAN pembuahan (konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong, yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari1 sel telur. Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi) IMPLANTASI & PERKEMBANGAN PLASENTA Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari), plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke9-10,dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya, tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon, susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram PERKEMBANGAN EMBRIO Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta, organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan. Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari. Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim). ADAPTASI DALAM KEHAMILAN Kehamilan memerlukan adaptasi karena: Pembesaran buah kehamilan Perubahan kelenjar → Perubahan hormon Lama : ± 40 minggu PERAWAT Mengidentifikasi penyimpangan aktual- risiko dari adaptasi/ perubahan normal Menolong ibu mengerti perubahan anatomi/ fisiologi selama kehamilan Menenangkan kecemasan Ibu dan keluarga (kemungkinan etiologi : kurang pengetahuan) Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada dokter/ perawat/ bidan. Adaptasi Sistem Reproduksi Uterus Hiperplasia and hipertropi otot uterus Berat: 40-60 gr → 1000 gr Ukuran: 7,5x5x2,5 cm → 28-32 x24x21 cm Kapasitas/ volume: 10 ml → 5L / > Isthmus uteri → SBR Pertumbuhan uteri tidak merata (Tanda Piskacek/ Tanda Braun von Fernwald) Posisi rongga panggul = rongga abdomen Konsistensi: lunak – keras – lunak kembali Aliran darah ke uterus meningkat : aterm 500-700ml/menit, 80% ke plasenta. T.f.ut : perlahan naik sesuai dengan umur kehamilan Serviks Peningkatan vaskularisasi – warna menjadi merah kebiruan Edema, hiperplasia, hipertropi Konsistensi : lunak ; dan menjadi sangat lunak sesaat sebelum melahirkan Peningkatan sekresi mukosa kental (operkulum) – menutup jalan lahir Ovarium Tidak terjadi ovulasi Vagina dan Vulva Peningkatan vaskularisasi – warna kebiruan/ keunguan (Chadwick’s Sign) Sangat sensitif Otot menjadi sangat elastis, dan dapat melebar sesuai dengan benda yang lewat Peningkatan sekresi mukosa berwarna putih dan sangat asam (=Leukorrhea), pH 3,5-6,0 Payudara Perubahan terjadi sejak 6-7 minggu I Fullness, heaviness, sensitiveness, tinkling, bigger nipple, vein show through skin, aerola mamae lebih hitam. Muncul kelenjar montgomery – kelenjar dibawah kulit areola yang mengeluarkan cairan perlindungan bagi putting dan aerola. Bulan ke-7 – keluar kolostrum sampai dengan hari ke-3 persalinan. Adaptasi Sistem Tubuh Sistem Kardio Vaskular Peningkatan volume darah : ± 50% Plasma & eritrosit bertambah – Plasma>eritrosit Hb meningkat & Ht menurun– hemodilusi – Pseudoanemia Plasma fibrinogen ↑ s/d 40% atau lebih, LED tetap – lebih mudah terjadi pembekuan darah TD : tidak menunjukkan perubahan berarti; peningkatan yang significant menujukkan pre-eklamsia Penekanan pada Vena Pelvik dan Vena Femoralis oleh pembesaran uterus – Tendensi: edema dan varises/ vena varikose pada tungkai bawah, paha, vulva dan rektum (hemoroid) Penekanan Vena Kava oleh uterus saat berbaring – “Vena Caval Syndrome” atau “Supine Hypotensive Syndrome” Cardiovascular Changes in Pregnancy Parameter Amount of Change Timing Arterial Blood Pressure Systolic ↓ 4-6 mmHg Lowest values at 20-24 weeks, then rise gradually to prepregnancy values at term Diastolic ↓ 8-15 mmHg Mean ↓ 6-10 mmHg Heart Rate ↑ 12-18 beats/min Early trimester II, then stable Stroke Volume ↑ 10%-30% Early trimester II, then stable Sistem Perkemihan ↑progesteron – dilatasi ginjal dan ureter – filtrasi ginjal ↑: reabsorpsi Na >> -- peristaltik uretra ↓: pengisian v.u. menurun – stasis urin – high risk pielonefritis Peningkatan frekuensi berkemih Awal kehamilan: >>uterus di rongga pelvik menekan v.u Akhir kehamilan : penurunan kepala bayi ke pap Sistem Respirasi Peningkatan kebutuhan oksigen : 15-20% Pembesaran uterus – mendorong diafragma ke atas – penurunan tekanan intratorakal – menurunkan volume istirahat paru →↓ kapasitas residu paru, tetapi Pergerakan diafragma dan otot torakal tidak terganggu → kapasitas paru tidak berubah ↑ konsumsi oksigen + pCO2 ↓ +↑ progesteron →↑ ventilasi = HIPERVENTILASI Respiratori alkalosis yang dikompensasi dg ekskresi bikarbonat di ginjal Walaupun RR tidak berubah, peningkatan ventilasi per menit menyebabkan volume tidal paru ↑ : 40% Sistem Gastrointestinal ↑HCG selama trimester I – Mual dan muntah ↑Progesteron – tonus dan motilitas usus ↓ -- sekresi saliva lebih asam dan >>, dan asam lambung menurun –perlambatan pengosongan lambung – kembung, konstipasi, Caries, Hyperptyalism Konstipasi – juga karena penekanan uterus pada usus di masa awal dan akhir kehamilan Penekanan uterus di akhir masa kehamilan – nyeri ulu hati, regurgitasi, hemoroid Gusi – hiperemik dan melunak – risiko gum bleeding Sistem Endokrin Beberapa kelenjar mengalami Hiperfungsi dan Hipertropi: Kelenjar tiroid BMR ↑ ± 25% -- krn peningkatan kebutuhan oksigen tubuh, penggunaan hormon tiroid/ jumlah hormon tiroid dalam aliran darah meningkat walaupun Kelenjar tiroid membesar tanpa peningkatan produksi hormon tiroksin Kelenjar Paratiroid Membesar, terutama pada minggu 15-30 – kebutuhan kalsium janin >>. Kelenjar Pituitari Lobus anterior – sedikit membesar Tidak memproduksi hormon gonadotropin (prog n estg– diproduksi oleh plasenta) Memproduksi : Hormon tirotropin dan adenotropin – kelj tiroid dan adrenal Produksi prolaktin -- produksi ASI -- >> setelah melahirkan Lobus Posterior – tidak ada perubahan bermakna Produksi Oksitosin : kontraksi uterus dan eskresi ASI post partum Vasopresin (ADH) : memberikan efek vasokonstriksi ↑TD dan ↓ urin output Kelenjar Adrenal Ukuran korteks adrenal >> tp produksi kortisol tetap krn metabolisme kortisol ↑ akibat pengaruh estrogen – mengatur metabolisme KH & protein Peningkatan produksi Aldosteron – berperan dalam retensi natrium Kelenjar Pankreas Memproduksi lebih banyak insulin – kebutuhan meningkat Tp karena keterbatasan glikogen pada wanita hamil normal – beberapa mengeluarkan glukosa urin Ovarium dan Plasenta Pada hari ke-10 – minggu ke-8: hCG mempertahankan korpus luteum mengeluarkan Progesteron dan Estrogen Segera setelah plasenta terbentuk (awal bulan ke-3) dihasilkan: Progesteron & Estrogen, hPL/hCS, hCT, relaxin Hormon-hormon dalam Kehamilan hCG (human Chorionic Gonadotropin) Dasar tes kehamilan Diproduksi oleh sel2 sitotropoblastik korion Konsentrasi puncak : 60-90 hari konsepsi Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih Diperkirakan penyebab nausea pada awal kehamilan Penting untuk memelihara kehamilan s.d. 16 minggu hPL (human Placental Lactogen)/hCS (human Somatomamotropin) Diproduksi oleh plasenta (syncytio trophoblast) Action : menghambat produksi insulin, meningkatkan jumlah asam lemak bebas – memenuhi kebutuhan metabolisme ibu & menurunkan metabolisme glukosa Estrogen Diproduksi oleh korpus luteum & oleh plasenta setelah mgg ke-7 kehamilan Action: 1)menstimulasi tumbang & fungsi uterus; 2)membantu pengembangan duktus alveoli dan putting susu; 3)hiperpigmentasi kulit, retensi Na dan air; 4)menurunkan hidrolik asam lambung; 5)Peubahan psikologik Progesteron Diproduksi oleh korpus luteum & oleh plasenta setelah mgg ke-7 kehamilan Action: 1)mempertahankan kehamilan, memelihara endometrium; 2)relaksasi otot uterus samapi proses persalinan dimulai; 3)pengembangan sel-sel accini dan lobulus buah dada; 4)menurunkan tonus dan motilitas lambung dan usus-- konstipasi; 5)Relaksasi otot kaki dan dinding pembuluh darah – edema + varises Relaxin Diproduksi oleh korpus luteum, plasenta & desidua Action: mennghambat aktifitas uterus-- ↓kontraksi uterus; membantu melunakkan serviks; efek pengubahan kolagen Prostaglandin (PG) Merupakan substansi lipid – disekresi hampir oleh semua jaringan tubh, terutama pada kelenjar prostat pria dan endometrium. Fungsi sebenarnya : belum diketahui Mempengaruhi : ovulasi, kontraksi tuba dan uterus, meluruhkan endometrium, serta awal gejala aborsi dan persalinan Sistem Muskuloskletal saliva yang asam – ↑ aktifitas bakteri email- Karies Pembesaran abdomen – sendi pelvik sedikit bergerak, kurang relaksasi, postur tubuh Lordosis Kram pada otot tungkai dan kaki Membutuhkan dental care. Konsumsi makanan tinggi kalsium dan fosfor Penggunaan bantal penyokong punggung Kompres hangat pada otot yang kram Aktifitas sedang, dan istirahat lebih banyak dengan kaki dinaikkan. Sistem Integumen Striae Gravidarum – tanda peregangan di abdomen bokong, dapat menimbulkan pruritus. Hiperpigmentasi : Chloasma, puting dan aerola mammae, Linea nigrae Sistem Metabolisme Kebutuhan metabolisme ibu meningkat untuk: Pertumbuhan janin dan plasenta, energi ibu, persiapan persalinan dan proses laktasi BB bumil haru berubah – shows nutrisi adekuat Metabolisme Air: Tekanan intrakapiler dan permiabilitas meningkat Produksi konsepsi : ± 3,5 L air Kenaikan yang lain: organ ibu + volume darah+ cairan interstitial = ± 3,5 L air Metabolisme Zat makanan, Mineral dan Vitamin nitrogen (protein) ↑– kebutuhan pertumbuhan organ dan jaringan Penyerapan lemak ↑ : serum lipid, lipoprotein, kolesterol >> Kebutuhan hidrat arang ↑ Glukosa ↑ -- sumber energi fetus Kebutuhan Fe ↑ -- mencegah anemia 800-1000 mg/hr : Ibu 400-500 mg Janin 300-400 mg Plasenta 100mg Kebutuhan Folic acid : 5x lipat Kebutuhan Ca fosfor : 2x lipat Mineral dan vitamin : sedikit berubah Adaptasi Psikologis Perubahan hormonal Kurang Komunikasi Perubahan Fisik & Psikis Kurang dukungan Perubahan Hubungan STRESOR Gangguan Gambaran Diri Kuatir keadaan Bayi Stresor terus Stresor Menerus Yang tidak Terantisipasi Ketidak seimbangan Ada faktor penyokong Tidak ada faktor pemyokong Persepsi realistik Persepsi tidak realistik Koping efektif Koping tidak efektif Manajemen stress efektif Manajemen stres tidak efektif Keseimbangan kembali Ketidakseimbangan berlanjut Tidak ada Krisis Kr i s i s Perubahan Emosi Trimester I Akhir Kehamilan Perubahan emosi terjadi cepat/Iritable Keingin memiliki dan melihat bayi + Gerakan bayi Ketakutan “dream of birth” Dukungan Cape’ dan Malas Krisis Terasi Keinginan Sex << Komunikasi suami istri Krisis teratasi Adaptasi Sibling < 2 th : tdk sadar dg kehamilan, tdk paham penjelasan 2-4 th : respon terhadap perubahan badan ibu dan tingkah laku 4-5 th : senang mendengar djj, belajar perkembangan bayi Sekolah : Menanyakan “how pregnancy and birth” Adolescence : Negatif dan tidak senang dengan penampilan ibu Tugas Ibu Hamil Menerima kehamilannya ↑ Hubungan dengan janin Menyesuaikan perubahan fisik Menyesuaikan perubahan hubungan suami istri Persiapan melahirkan dan menjadi ibu Suami dan Keluarga Weaver, 1990 Kebutuhan Komunikasi : Sentuhan – kasih saying Dukungan - kenyamanan Tingkah laku – attachment/ keterikatan Need to be prepared ASKEP : Pengkajian Fisik n Psikososial – Suami/ Istri (kebiasaan, emosi, harapan) Contoh dx kep. : Kecemasan b.d. perubahan peran selama kehamilan ANTENATAL CARE (ANC) Hasil akhir kehamilan yang diharapkan adaalah kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Tujuan perawatan antenatal lebih dari itu: bukan hanya kelangsungan hidup tetapi juga kualitas hidup yang baik. Perawatan antenatal mencakup : Pengawasan kkehamilan untuk melihat apakah segalanya berlangsung normal, untuk mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan yang timbul, dan untuk mengantisipasi semua masalah selama kehamilan, persalinan dan periode postnatal Penyuluhan atau pendidikan mengenai kehamilan ddan bagaimana cara-cara mengatasi gejalanya, mengenai diet, perawatan gigi dan gaya hidup; hampir setiap pertemuan dengan ibu hamil (dan suaminya) memberikan kesempatan untuk memberikan penyuluhan satu atau dua bentuk. Persiapan (baik fisik maupun psikologis) bagi persalinan serta pelahiran, dan pemberianpetunnjuk mengenai segala aspek dalam perawatan bayi Dukungan jika terdapat masalah-masalah sosial atau psikologis. Dalam hubungannya dengan hasil akhir suatu kehamilan, ‘kualitas hidup yang baik’ berarti ibu yang sehat dengan bayi yang sehat dan ibu mengetahui cara merawat bayi serta dirinya. Sebagian besar rumah sakit kini menyertakan calon ayah kedalam program penyuluhan dan persiapan persalinan. Program ini sangat baaik daan sangat populer. Kunjungan Pertama Wanita yang curiga bahwa dirinya hamil akan pergi kedokter atau kerumah sakit untuk mendapatkan kepastian. Kejadian ini sering menjadi peristiwa yang berarti baginya dan banyak hal tergantung pada pengalaman yang diperolehnya dalam kunjungan yang pertama itu. Biasanya sudah ada suatu pola teratur yang harus diikuti dengan dimulai dari anamnesa riwayat pasien, kemudian pemeriksan fisik yang lengkap, diskusi mengenai setiap masalah yang harus dijumpai, nasehat tentang gizi serta soal-soal lainnya, resep obaat-obatan yang diperlukan , informasi mengenai kunjungan berikutnya dan pemesanan tempat untuk persaalinannya nanti. Anamnesa Riwayat Pasien Anamnesa riwayat pasien yang lengkap harus sudah dilakukan pada kunjungan pertama. Bersama dengan hasil pemeriksaan fisik, hasil anamnesa ini akan memberikan landasan untuk menyusun rencana asuhan keperawatan secara individual selama kehamilan. Setelah pencatatan nama, alamat, daan tanggal lahir pasien seperti biasa dilakukan, informasi dilakukan dibawah lima judul, yaitu : riwayat menstruasi, riwayat kehamilan sekarang, riwayat obstetri, riwayat medis, (termasuk riwayat bedah dan keluarga ), dan riwayat sosial. Anamnesa riwayat kehamilan kadang-kadang mengungkapkan soal-soal yang bersifat pribadi dan emosional. Karena alasan ini, sebagian dokter memilih untuk memilih untuk melakukan wawancara hanya dengan wanita itu sendiri. Jika suami ikut hadir, biasanya ia diminta untuk tetap tinggal karena mungkin dapat memberikan informasi tambahan. Perawat harus peka terhadap masalah ini. Jika kebiasaan rumah sakit tersebut membiarkan perawat ma kadang-kadang untuk tetap berada diruang periksa ketika anamnesa dilakukan maka perawat dapat berdiri dan diamjangan berada langsung didepan garis pandangan pasien. Dilain pihak, sebagian wanitatidak menghadapi kesulitan dengan kehadiran orang ketiga. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik ibu hamil pada kunjungan yang pertama kadang-kadang merupakan pemeriksaan tubuh lengkap yang dialami untuk pertama kalinya sejak usia kanak-kanak. Kadang keadaan yang asimtomatik namun serius ( seperti penyakit tuberculosis, tumor payudara, penyakit cardio vasekuler, anemia) ditemukan untuk pertama kalinya. Problem lain yang tidak begitu serius dapat dikenali dan diatasi secara dini sebelum akibatnya dirasakan. Kandung kemih yang kosong membuat pemeriksaan terasa lebih nyaman bagi ibu hamil dan juga akan memberikan lebi8h banyak informasi bagi dokter. Pengamatan umum Pengamatan secara umum meliputi hal-hal berikut ini : Tinggi badan (diukur pada kunjungan pertama) Berat badan (ditimbang pada kunjungan pertama) Cara berjalan- dilihat apakah terdapat kelumpuhan, kekakuan Postur dan bangun tubuh Warna dan tekstur tubuh Animasi umum dan vitalitas Pemeriksaan umum Hal-hal berikut ini diperiksa dalam pemeriksaan umum : Tekanan darah, denyut nadi, tangan dan kuku Mulut- gigi, lidah, bibir, gusi Leher- tiroid Dada-jantung dan paru-paru diauskultasi, suara pernafasan diamati Abdomen dipalpasi dan diinspeksi, jaringan parut, hernia, massa; apakah uterus dapat diraba lewat perut Keadaan umum kaki Pemeriksaan payudara Payudara diperiksa sebagai berikut : Penampakan payudara Palpasi untuk menemukan benjolan atau penebalan Penampakan putting – normal, rata dan masuk kedalam ( inversi ), mencucuk keluar Pemeriksaan panggul ( vaginal ) Pemeriksaan vagina (vaginal toucher ) meliputi pemeriksaan berikut ini : Inspeksi vulva – inflamasi, varises, benjolan, abnormalitas lainnya. Tanda-tanda kelahiran sebelumnya Pemeriksaan speekulum untuk melihat serviks dan vagina ; kelahiran sebelumnya, laserasi serviks Sediaan apus serviks dibuat ; bila perlu, juga dilakukan usapan (swab ) untuk kultur Pemeriksaan bimanual (dengan menggunakan kedua belah tangan )palpasi untuk menentukan ukuran uterus, kelunakan serviks, adanya massa yang abnormal Pemeriksaan untuk memperkirakan kapasitas panggul – palpasi titik patokan pada tulang ( tuber iskiadikum, promontorium sakrum dan ujung sakrum ) Inspeksi perineum – ukuran, bukti adanya jahitan sebelumnya Diskusi dan Nasihat Pasien yang hamil ( atau pasangannya ) sering mempunyai pertanyaan yang ingin ditanyakan disamping mungkin pula kekhawatirandan kesalahfahaman. Meskipun segala aspek pada perawatan dan penyuluhan antenatal tidak bisa ditangani hanya dengan satu kali konsultasi,namun prinsip-prinsip dasar harus sudah dibicarakan dan pentingnya kelanjutan perawatan antenatal perlu ditegaskan. Kekhawatiran yang timbul saat itu dan masalah- masalah sederhana dapat diatasi dengan segera; masalah – masalah lain dapat ditunda atau dirujuk kespesialis lain untuk mendapatkan nasehat khusus. Sesudah semua ini dilaksanakan pasien akan menyelesaikan semua proses pengambilan spesimen yang rutin untuk pemeriksaan laboratorium dan kemudian mendaftarkan diri untuk mendapatkan tempat dirumah sakit pada saat persalinanya nanti. Kunjungan Berikutnya Selama masa kehamilan yang tersisa setelah pemeriksaan pertama, ibu hamilakan datang keklinik kebidanan setiap 4 minggusekaki sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36 minggu dan akhirnya seminggu sekali sampai melahirkan. Pada kunjungan berikutnya dilakukan pemeriksaan berikut ini : Berat badan Urinalisis- protein, gula, keton Tekanan darah Adanya edema – pergelangan kaki, kaki, tangan (cincin terasa sesak ) Tungkai diperiksa untuk menemukan nyeri tekan tungkai Tinggi fundus Letak dan gerakan janin DJJ Setelah kehamilan 36 minggu, posisi janin diperiksa secara rinci – letaak (situs ), persentasi, posisi, habitus (sikap ) engagement. Dilakukan pemeriksaan umum ( dan pertanyaan dijawab ) mengenai: Kesehatan umum, kesejahteraan dan kehidupan dirumah Kelainan- kelainan ringan Penggunaan obat-obat yang diperoleh dengan resep dokter Rurjukan, jika diperlukan, pada ahli gizi/diet, petugas pastoral/pekerja sosial, dokter ahli lainnya. Kemajuan dalam pendidikan/ penyuluhan mengenai kehamilan dan kursus- kursus persalinan Pendidikan/penyuluhan Antenatal Pendidikan antenatal merupakan bagian terpenting pada asuhan maternitas, dan setiap orang yang terlibat dalam asuhan ini memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan pendidikan tersebut. Hampir Setiap kontak dengan ibu hamil dan suaminya memberikan kesempatan bagi petugas untuk melakukan pendidikan atau penyuluhan ini. Setiap wanita hamil memiliki kebutuhan pendidikan yang berbeda. Akan tetapi kita harus mempertimbangkan pengetahuan umum dan intelijensi yang dimiliki oleh ibu hamil dan menhargai pengetahuan yang diperoleh dari hasil membaca buku, berdiskusi dengan orang lain serta belajar secara khusustanpa tergantung apakah kehamilannya itu yang pertama ataukah yang kelima. Gaya Hidup Secara Umum Ibu hamil harus mempertimbangkan gaya hidup yang mendukung kesehatannya sendiri maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur malam, kegiatan sosial yang menyibukkan, kebiasaan menghadiri pesta-pesta dalam ruangan yang penuh asap rokok, kebiasaan minum minuman keras, belajar berlebihan untuk mendapatkan kualifikasi yang tidak begitu mendesak semua ini harus dipertimbangkan dan kalau perlu dikurangi hingga semaksimal mungkin. Salah satu masalah pada wanita karier yang mungkin tidak begitu nyata adalah tuntutan hati nurani dan kontribusinya kepada masyarakat. Pada kehamilan pertama, dimana wanita tersebut harus keluar dari pekerjaannya dan menjadi seorang ibu rumah tangga untuk pertama kalinya. Mungkin merasa perlu membuktikan kepada suami dan dunia luar untuk bahwa dirinya cukup berharga untuk memperoleh dukungan suami. Pernyataan sederhana mengenai gaya hidup dan apakah yang dilakukan oleh ibu hamil tersebut dalam memanfaatkan hari-harinya merupakan hal yang penting dalam perawatan antenatal. Kebosanan bisa menjadi persoalan yang besar sama seperti kegiatan yang berlebihan anjuran untuk mengatasi kedua masalah ini penting demi keesejahteraan keluarga tersebut dan agar masa kehamilan dapat dijalani sebagai saat-saat terindah bagi mereka. Nutrisi Nasehat tentang gizi selama kehamilan bisa berasal dari empat sumber dokter serta bidan kelas-kelas penyuluhan antenatal, keluarga serta tema, dan kalau perlu dari seorang ahli gizi. Mereka yang beresiko untuk menderita kondisi yang buruk adalah mereka para wanita hamil dengan : Masalah sosio ekonoomi Nausea atau vomitus yang menetap Anak-anakyang masih keecil (khususnya jika tidak mengkonsumsi protein dengan nilai biologis tinggi ) Kebiasaan minum alkohol, merokok, atau obat bius Kelainan yang sudah sebelumnya yang berhubungan dengan gizi – diabetes, kelainan malabsorbsi, dan problem gastrointestinal Calon ibu yang usianya masih muda (tubuhnya masih dalam taraf pertumbuhan), ibu hamil yang berat badannya kurang atau yang tetap rendah selama kehamilannya, juga memerlukan penyuluhan dan penanganan diet yang khusus. Alkohol Konsumsi alkohol pada kehamilan normal diperbolehkan kalau jumlahnya sedikit. Seperti minum sedikit anggur setelah makan. Bentuk-bentuk minuman beralkohol seperti bir dll.biasanya mengandung kalori tinggi sehingga dapat menghilangkan selera terhadap makanan yang bergizi. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan malformasi janin, retardasi pertumbuhan janin, dan kemudian retardasi mental. Merokok Merokok merupakan perbuatan yang potensial berbahaya bagi kehamilan.ibu yang merokok lebih dari 10 batang sigaret perhari akan memiliki insidensi abortus, kematian perinatal dan retardasi pertumbuhan intrauteri yang lebih tinggi. Ibu hamil harus berhenti merokok segera setelah diagnosis kehamilannya ditegakkan. Tindakan ini sangat penting terutama jika terdapat faktor resiko yang lain (misalnya kondisi gizi yang tidak pasti) atau kalau kebiasaaan merokok tersebut disertai dengan iritasi pernafasan yang kronis atau gejala lambung. Obat-obatan dan medikasi Kepada ibu hamil harus diberitahukan agar tidak menggunakan obat tanpa memberitahukan dokternya. Sebagian besar obat akan melewati sawar plasenta dan dapat membahayakan janin, khususnya dalam stadium perkembangan yang dini. Kepada ibu hamil juga harus diingatkan agar tidak melupakan petunjuk pada pemakaian obat yang didapat dari resep dokter. Jika ingin mengubah pengobatannya, ia harus menghubungi dahulu dokter atau RS. Obat-obatan yang menimbulkan ketergantungan seperti narkotika, merupakan masalah lain. Jika kecanduan obat tersebut ditemukan dalam periode antenatal, penyuluhan dan bantuan harus diberikan dalam upaya untuk mengatasi kebiasaan tersebut. Untuk itu mungkin diperlukan perawatan dirumah sakit dan perawatan medis yang ketat. Hal ini dapat menjadi persoalan yang sangat bagi ibu hamil. Olahraga Olahraga atau latihan yang tidak dipaksakan merupakan hal yang berbeda dengan kegiatan sehari-hari. Keputusan untuk melakukannya harus diambil secara sadar. Berjalan setiap hari atau berenangpada waktu tertentu akan melatih seluruh tubuh, membantu relaksasi, membuat paru berkembang secara sempurna, memperbaiki sirkulasi darah dan mungkin pula akan membantu mengatur kegiatan rutin sehari-hari. Olahraga juga memberikan kesempatan yang baik bagi ibu untuk keluar rumah. Beberapa aktivitas ternyata tidak cocok bagi ibu hamil dalam bulan-bulan terakhir kehamilannya dan juga tidak dianjurkan bagi ibu hamil dengan riwayat abortus, persalinan prematur ataupun insufisiensi plasenta. Pekerjaan Seorang wanita yang hamil harus berhenti bekerja diluar rumah sangat tergantung pada jenis pekerjaanya,bahaya apa yang mengancam padalingkungan pekerjaannya dan seberapa besar energi fisik serta mental yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan itu. Jika pekerjaanya tidak terlalu banyak menyita energi dan juga tidak banyak mempengaruhi kehamilan, biasanya dokter akan menganjurkan kepada wanita tersebut untuk terus bekerja selama ia menyukai pekerjaannya. Kepada wanita hamil biasanya diberitahukan bahwa cuti sebulan penuh sebelum melahirkan bayinya akan memberikan manfaat bagi ibu dan bayi. Sanggama Jika seseorang wanita hamil memiliki riwayat abortus spontan atau persalinan prematur, maka sanggama tidak boleh dilakukan selama 2-3 bulan pertama kehamilannya dan juga dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat seperti diatas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk dilanjutkan menurut keinginan pasangan suami-istri tersebut. Kepada pasangan suami-istri tersebut diberi tahukan bahwa : Efek hormonal kadang-kadang dapat mengubah gairah mereka dalam bersenggama, umumnya gairah seksual lebih besar pada bulan –bulan pertama dan terakhir kehamilan Kebutuhan fisik bayi dapat membuat ibu menjadi lebih letih daripada biasanya Labilitas emosi sering ditemukan sehingga pasangan harus siap untuk menghadapinya Pasangan suami –istri yang ingin bersenggama harus mencoba posisi baring atau duduk yang sesuai sehingga senggama dapat dilakukan dengan nyaman Higiene Kebersihan umum perorangan merupakan persoalan penting. Infeksi kulit harus segera diobati. Ibu hamil dianjurkan untuk segera melaporkan setiap ruam, infeksi dasar kuku, luka-luka dan bisul. Tindakan higiene vagina biasanya tidak diperlukan dan penyemprotan vagina (douching) harus dihindari selama kehamilan. Penyemprotan dapat mengganggu mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan vagina yang kuat kedalam vagina bisa menyebabkan emboli udara atau air. Ibu hamil cukup membersihkan daerah vulvanya deengan membasuhnya pada saat mandi, buang hajat atau sesudah senggama. Pakaian Pakaian atau busana kini menjadi bisnis yang besar dan calon ibu manghadapi ilihan berbagai macam pilihan pakean hamil yang menarik. Pakaian yang dipakai ibu hamil harus nyaman tanpa sabuk aau pita yang menekan dibagianperut atau pergelangan tangan pakaian juga tidak boleh terlalu ketat dibagian leher. Pakaian ibu hamil harus ringan dan menarik hal ini penting karena tubuh wanita hamil akan tumbuh menjadi besar dan canggung. Meskipun wanita hamil tidak selalu mampu untuk membeli perlengkapan busana hamil. Namun beberapa perangkat pakaian hamil yang sederhana tapi menarik perlu disediakan sehingga ia bisa mengenakannya diluar rumah tanpa perasaan canggung. Sepatu yang dikenakannya harus terasa pas, enak, dan aman. Sepatu yang alasnya licin dan berpaku juga bukan sepatu yang aman bagi wanita. BH Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara yang tumbuh menjadi besar pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan menyusui bayinya.BH harus mempunyai tali yang lebar sehingga tidak terasa sakit pada bahu. Pakaian BH dianjurkan terutama pada kehamilan 4-5 bulan. Sesudah wanita hamil terbiasa dengan tubuhnya ia boleh mengenakan BH ktipis yang biasa dipakainya atau tidak memakai BH sama sekali jika keadaan tanpa BH terasa lebih nyaman. Perawatan Gigi Gigi dan gusi harus mendapatkan perawatan preventiv tambahan selama kehamilan. Gusi dapat dipengaruhi oleh hormon-hormon kehamilan dalam darah sehingga mengalami kalainan ( hipertrofi sampai taraf tertentu. Infeksi dan iritasi bagian tepi gusi dapatterjadijika kelainan tersebut dibiarkan. Kebiasaan makan dan ngemil yang baru dapat mempengaruhi kerussakan gigi. Pentingnya kesehatan gigi sebagai bagian daari kesehatan tubuh secara umumharus ditegaskan,dan wanita hamil dianjurkan untuk memeriksa gigi pada awal kehamilannya. Ia harus membaritahukan kepada dokter gigi mengenai kehamilannya sehingga tindakan yang diperlukan dapat diatur, termasuk pemakaian obat-obatan selama kehamilan. Perawatan payudara Sebagian besar wanita dalam masyarakat dunia ketiga menyusui bayinya tanpa mempersiapkan payudaranya terlebih dahulu. Dalam masyarakat modern, payudara wanita telindung di balik pakaian. Hal ini menimbulkan dua masalah : pertama,putting terlindung dari cahaya matahari dan air sehingga menjadi lunak; dan yang kedua, payudara mempunyai konotasi seks sehingga pekerjaan merawat serta membuka payudara dapat menimbulkan perasaan malu dan bahkan keenggangan untuk meneteki pada wanita yang tidak yakin akan perasaan seksualnya sendiri. Penyuluhan serta nasehat yang diberikan dalam masa antenatal tentang perawatan payudara harus sederhana dan mendorong wanita yang hamil untuk menberikan ASI pada bayinya. Bentuk putting Payudara dan bentuk puting harus di periksa pada kunjungan pertama. Jika putingnya cekung atau masuk kedalam, pasien harus mengenakan nipple shield yang harus di pakainya sejak usia kehamilan 12 minggu. Salah satu bentuk nipple shield adalah Woolwich shield; perisai putting ini bertujuan untuk memperpanjang putting dengan menekan areola sehingga putting itu tegak sendiri. Pada beberapa kasus inversion putting berat, ekstensi putting mungkin baru terjadi setelah beberapa bulan; kendati demikian, nipple shield sebaiknya digunakan untuk mempertahankan ekstensi putting.Pada wanita yang puting susunya rata tidak di perlukan persiapan husus. Untuk menentramkan hatinya dapat di jelaskan bahwa perbaikan bentuk putting biasanya dilakukan setelah melahirkan karena putting lebih menjulur keluar. Sebagian ibu mungkin memerlukan bantuan tambahan agar bayi dalam posisi yang benar terhadap payudara ibu, khususnya dalam periode penggembungan payudara akibat pembendungan vena yang terjadi sebentar sekitar hari ketiga sesudah melahirkan. Perawatan putting Perawatan putting merupakan pekerjaan yang sederhana. Pada waktu mandi, ibu dapat membersihkan putting dari kerak kolostrum yang mongering dan kemudian menarik putting tersebut serta memilinnya di antara jari-jari tangan. Selama bulan terahir kehamilan, berapa tetes kolostrum munggkin dapat di perah keluar dari putting. Setelah mandi, putting di keringkan dengan lembut. Cahaya matahari langsung juga bermanfaat dalam mempersiapkan putting untuk pemberian ASI. Meskipun mungkin tidak ada halaman di belakang rumah yang dapat di gunakan sebagai tempat berjemur, tetapi setiap rumah tentunya mempunya jendela yang dapat di buka sehingga cahaya matahari dapat masuk. Wanita hamil harus duduk di depan jendela dengan putting menghadap kearah cahaya matari; perbuatan ini di lakukan selama kurang lebih 10 menit setiap hari sementara payudara dan bagian tubuh yang lainya di lindungi agar tidak terkena panas. Persiapan payudara Payudara harus dimasase sebentar dengan lembut pada saat mandi.masase ini akan memperbaiki sirkulasi darah dalam payudara. Pengurutan payudara akan terasa sakit karena terjadi pembesaran vena yang terjadi secara fisiologis, khususnya dalam awal dan akhir kehamilan. Pada saat ini sebaiknya ibi hamil mengenakan BH yang pas. Disamping itu kompres dingin dilakukan untuk waktu yang terbatas atau menyiram payudara dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar